Latest Post
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

Respons Teologis terhadap Keputusan Childfree.

Written By Tolop Marbun Academy on Selasa, 13 April 2021 | 06.16

 Respons Teologis terhadap Keputusan Childfree


Apakah anda pernah mendengar Childfree? atau anda penasaran kenapa ada orang milih childfree? atau anda bertanya bagaimana tanggapan orang Kristen terhadapa childfree?

Childfree

Childfree adalah keputusan pasangan suami istri tanpa anak dengan asalan tertentu. Childfree ini mulai trend pada abad ke 20. Meskinpun trend ini tidak sembooming trend  lainnya, tetapi jika jita perhatikan mulai tahun 2004, trend childfree termasuk konisten.

Berikut datang google:




Negara-negara yang paling banyak mencari informasi childfree adalah neraga-negara maju. Berikut daftar lima negara paling banyak mencari informasi chidlfree.





Sedangkan untuk di Indonesia, pernah mencapai puncak trend sekitar tahun 2009. Seudah itu menurun dan tidak pernah lagi booming seperti tahun 2009.






Kota paling banyak pencarian tentang childfree  ada di pulau jawa..



Setahun terakhir trend chilfreei sekalipun belum munjukkan trend yang signifikan, tetapi kita bisa melihat konsistensi trend ini.



Keputusan Childfree

Setiap orang yang mengambil keputusan childfree pasti memiliki alasan tertentu. Keputusan ini merupakan keputusan bersama untuk kepentingan bersama. Alasan setiap pasangan menjadi childfree pasti berbeda-beda, secara umum ada enam alasan, tetapi bukan berarti hanya ini saja..

1. Anak sebagai penganggu. 

Sumber Foto: Googlr Image
Anak dianggap sebagai penganggu, mulai dari penganggu kebebasan, pengganggu tidur, dan mengganggu dari beberapa aktifitas-aktifitas yang penting bagi pasangan suami istri.  Bila orang lain mengganggap anak sebagai kebahagiaan, bagi pasangan ini anak hanya sebagai gangguan.

2. Kehilangan Kebebasan

Pasangan ini sangat menunjungjung tinggi namanya kebebasan, termasuk bebas dari keturunan. Pasangan ini benar mau bebas untuk pernikahannya, karirnya, terutama bebas dari tanggungjawab sebagai orang tua pada umum.

3. Semakin Umur Panjang

Pasangan ini percaya dengan mereka tanpa kehadiran anak, mereka bisa lebih panjang umurnya karena akan bebas dari  keletihan mengurus dan membesarkan anak. Dengan berkurangnya tindkat stress dan keletihan, maka hal ini memungkinkan umur panjang.

4. Resiko Financial

Sumber Foto: https://www.entrepreneurshipinabox.com/
Membesarkan anak membutuhkan kekuangan yang besar tergantung tinggal di kota mana dan bagaimana pola hidup keluarga tersebut. Bisanya pertimbangan financial ini karena biaya hidup yang tinggi, biaya sekolah yang tinggi, biaya kesehatan yang tinggi, sementara penghasilan masih pas-pasan untuk pasangan suami istri.

5. Pernikahan yang kurang seimbang.

Pasangan ini mungkin bermasalah dalam hubungannya sebagai suami dan istri sehingga sering menimbulkan permasalahan, di sisi lain mau bercerai enggan, mungkin karena berbagai faktor. Untuk mengurangi permasalah dalam pernikahan ini, mereka memutuskan tanpa anak untuk mempertahankan pernikahan tersebut.


6. Karir vs. Anak.

Pasangan memilih karir. Anak diangggap sebagai penghambat untuk mencapai karir yang di dambakan seumur hidup. Bila sudah mencapai karir, itulah kepuasan pasangan tersebut.


Respons terhadap Keputusan Childfree.

Pertama, kita menghargai keputusan setiap orang, apapun alasannya karena yang menjalani pernikahan mereka adalah mereka sendiri. Menurut pasangan tersebut, itulah keputusan yang terbaik untuk mereka jalan selama hidup mereka.

Kedua, sekalipun demikian, kita sebagai orang percaya perlu mengkaji dari sudut pandang Kekristenan, hal ini bisa memberikan wawasan dan juga sebagai tindakkan preventif sebelum masuk dalam keputusan childfree.

Respons Teologis terhadap Keputusan Childfree.

Dalam artikel ini saya memberikan Tiga Respons Teologis, sebagai berikut:

1. Anak adalah kedaulatan Allah.

Mari kita lihat sekitar kita, ada orang yang berusaha mendapat keturunan bahkan melakukan berbagai cara belum bisa memiliki keturunan. Ada orang yang hanya karena "tidak bisa menahan diri", ternyata bisa hamil. Ada juga sudah melakukkan kontrasepsi, bahkan sampai penanggalan dengan baik, tetap bisa "kebobolan" juga dan punya anak.  Hal ini menunjukkan bahwa memiliki anak merupakan kedaulatan TUHAN.

Marmur 139: 13-17. 

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun  aku dalam kandungan ibuku  Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib ; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;  mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis  hari-hari yang akan dibentuk,  sebelum ada satupun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu,  ya Allah ! Betapa besar jumlahnya!
 Ada dua hal yang menunjukkan bahwa memiliki anak adalah kedaulatan Allah.

a. Tuhan yang membentuk dan menenun setiap bayi.

Sumber Foro: kabchurch.com.
Kehadiran seorang bayi kedua ini tidak hanya program suami istri atau karena hubungan seksual, tetapi juga ada campur tangan Tuhan. Ayat ini menegaskan bahwa TUHAN yang membentuk dan menenun setiap bayi yang dikandung oleh sebab itu. Itu sebanya Pemazmur berkata "kejadianku dahsyat dan ajaib". 

b. Hari-hari semua bayi sudah tertulis dalam kitab Tuhan.

Setiap bayi yang lahir tidak pernah memilih dia lahir diman dan dilahirkan oleh siapa. Kelahiran seorang bayi itu sesuai dengan tertulis dalam kitab Tuhan.  Itu sebabnya diawal saya sebutkan bahwa ada orang berencana bertahun-tahun belum punya anak, ada orang "ngak bisa nahan diri", sekali saja langsung "hamil", ada juga pakai medis dan alami, tetapi tetap saja lahir. Jika dalam kitab TUHAN anda memiliki keturunan, anda pasti memiliki keturuanan. Sarah mengandung di masa tuanya. Elisabet ibu Yohanes pembaptis disebut mandul, pada akhirnya melahirkan Yohanes pembaptis. 


2. Pola berkat dalam Alkitab ialah berkat anak cucu.

Pola berkat dalam PL tidak bisa hanya dibatasi hanya sebatas financial dan materi saja. Bila kita perhatikan secara seksama Pola Bekat dalam PL selalu mengacu kepada beranak bercucu.  Mari kita perhatikan panggilan Abraham:


Kejadian 12: 1-3.
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu 1  dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri  yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.  Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.

 

Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa bukan karena harta dan kekayaan. Abraham justru pernah berasumsi bahwa hambanya yang akan mewarsi segala hartanya.  Kita mengakui bahwa Abraham sangat kaya dan kekayaan melimpah, sekalipun demikian, jika hanya karena materi dan kekayaan, mungkin tidak akan pernah bisa benar-benar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Janji Allah kepada Abraham digenapi ketika Abraham beranak dan bercucu, dengan kata lain genarasai Abrahamlah yang menggenap firman Allah yaitu "semua kaum akan mendapat berkat".

Mari kita bandingkan dengan ciptaan lainya:

Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi  bertambah banyak." (Kejadian 1:22)

Pada hari ke lima Allah menciptakan mahluk hidub baik yang di udara, di dalam air, dan di darat. Setelah Allah mencipta, Allah memberkati. Kita bisa lihat pola berkatanya juga "berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah." Kita bisa melihat pola berkat dalam konteks ini adalah generasi..

Bagaimana dengan Adam dan Hawa?

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. (Kejadian 1:28).
Ayat ini adalah pola berkat yang pertama bagi manusia, yaitu "beranakbercuculah dan bertambah banyaklah." Memiliki anak tidak bisa dilihat hanya sebatas memiliki generasi penerus, tetapi menggenapi berkat Allah dalam keluarga. Allah memberkati manusia untuk beranak bercucu, jadi selama masih ada kesempatan dan kemampuan Beranakbercuculah. 

Allah tidak menentukan berapa jumlah yang harus dimuliki, Allah memberkati beranak bercucu, artinya jika anda punya anak, maka ada besar kemungkian anda punya cucu. demikian selanjutnya.

 3. Amanat Beranakbercucu dan Bertambah Banyak.


Dalam poin sebelum kita membahas beranakbercucu dan bertambah banyak merupakan pola berkat. Di Sisi lain,  hal ini amnaat pertama yang diberikan kepada manusia. Karena ini amanat maka setiap pasangan suami istri seharusnya berusama menggenapinya. Bagi pasangan yang belum memiliki keturunan, jangan terlalu cepat putus asa, yang pertama anda sudah taat untuk menggenapi amat beranak bercucu dan bertambah banyak, selanjutnya berserah kepada kehendak Tuhan.


Sekian Repons Teologis ini, bila ada masukan atau tanggapan silahka tulisakan dalam kolom komentar. Bila anda terinspirasi, bagikan kepada saudara/i yang lain, biar semakin banyak yang terinspirasi.






Keluarga Tanpa Masalah

Written By Tolop Marbun Academy on Kamis, 01 April 2021 | 21.51

Kelurga Tanpa Masalah




Apa yang pertama timbul dalam pikiran anda ketika mendengar "keluarga tanpa masalah"? Mungkin anda berpikir keluarga tanpa masalah merupakan sesautu yang tidak mungkin? atau keluarga tanpa masalah merupakan salah judul.

MUNGKIN KAH?

Buku ini saya tulis limited edition, jadi jumlah sangat terbatas karena menurut saya, wawasan dalam keluarga itu bersifat dinamis, jadi harus diupdate.  Rencana saya akan saya update setelah 10 tahun pernikahan kami. Tujuannya, biar semakin banyak pengalaman yang bisa saya bagikan, supaya semakin memberkati pasangan muda.

Saya masih ingat, ketika saya promosikan buku ini, salah satu dari calon pembeli, dia protes karena merasa bahwa buku tersebut salah judul. Sebenarnya, judulnya saya rancang demikian untuk menarik perhatian pembaca, dengan kata lain eye catching sekaligus meningatkan cuorisoty dari calon pembaca dan membaca sampai akhir tulisan.

Saya tidak menjawab di sini mungkin atau tidak mungkinnya hehehe..tetapi saya akan mengajukan pertanyaan, kemudian anda akan menyimpulkan sendiri, 
  • Apakah anda mau keluarga anda bermasalah?
  • Apakah ketika ada masalah, anda membiarkan begitu saja?
  • Atau apakah anda menjadi pemilik masalah tersebut?
Bila anda menjawab pertanyaan tersebut secara jujur, maka anda sudah tahu jawabannya..

SIAPA PEMBACANYA.

Waktu saya sharing tentang buku ini kepada salah satu rekan pelayanan, dia langsung bertanya kepada saya, "kamu sudah berapa tahun menikah?". Lalu dilanjutkan "saya saja sudah puluhan tahun menikah, saya baru bisa menulis empat halaman isi seminar ini".

Ada dua repons saya yang muncul, 

pertama, saya tahu saya masih muda, jadi tidak mungkin saya menasehati orang tua yang sudah puluhan tahun berkeluarga. Lagian konsepnya dalam buku ini bukan memberi nasehat, tetapi berbagi pengalaman bagaimana mengatasi masalah tanpa masalah. Jadi bukan jadi penasehat...

kedua, bila dia bangga dengan empat lembar, kenapa dia meremahkan buku saya yang terbit secara resmi? Di sisi lain saya berpikir, jika dia empat lembar saja bangga, maka seharusnya saya lebih bangga. Saya tidak menulis buku untuk orang tua, tetapi saya menulis buku untuk pasangan muda...


REVISI TAHUN KE-10.

Oya, saya rencana mau revisi buku tahun ke-10 pernikahan kami. Karena berdasarkan pengalaman 10 tahun pertama adalah ujian pertama dalam pernikahan. Dalam edisi revisi, akan ada pengalaman-pengalaman kami bagaimana kami mengatasi berbagai masalah sehinga kami tanpa masalah..

Oya, perlu. dicatata, saya tidak mengurui lho..saya hanya berbagai pengalaman, bahasanya naratif dan nantinya banyak ceritanya juga. Bila saya cerita, dalam cerita itulah tips-tips yang teman-teman pahami ya.... Kira-kira masih satu tahun lagi guys...

oya..pantengin aja blog ini guys ya...biar tidak ketinggal info..



 
Copyright © 2010-2021. Bang Olo Marbun - All Rights Reserved
Proudly powered by JESUS CHRIST